Menyelamatkan Indonesia dari Resesi Ekonomi Akibat Pandemi Covid 19

Indonesia merupakan salah satu Negara yang terdampak wabah Covid-19 dari ratusan Negara yang ada di dunia. Dampak covid-19 berperngaruh pada baerbagai sektor diantaranya politik, sosial, pendidikan, hingga sektor ekonomi. Stabilitas ekonomi di berbagai Negara tertekan hingga menyentuh angka minus.

Dampak pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami tekanan tersebut mengakibatkan resesi bagi beberapa Negara di dunia. Bahkan Negara amerika serikat mengalami tekanan resesi yang besar. Pada kuartal dua tercatat pertumbuhan ekonomi amerika minus 32 persen. Selain itu beberapa Negara telah mengumumkan resesi ekonomi jerman, prancis, italia, korea selatan, jepang, hongkong, singapura, Filipina, malaysia hingga inggris.

Konsensus dari ekonom dunia mendefinisikan secara umum resesi ekonomi ditandai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi riil selama dua kuartal secara berturut-turut (diminishing GDP) yang disertai dengan peningkatan jumlah pengangguran.

Dari beberapa Negara yang telah mengumumkan kondisi resesi ekonomi tersebut, perlu menjadi perhatian khusus bagi Indonesia supaya tidak larut jatuh dalam jurang resesi ekonomi. Mengamati perkembangan secara umum selama pandemi covid-19 berlangsung, angka pengangguran di Indonesia mengalami peningkatan. Bahkan beberapa perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada pegawai. Disisi lain pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami pelemahan. Pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertahan pada kisaran angka 3 persen. Kemudian pada kuartal II tahun 2020 melemah di angka minus 5,32 persen.

Angka pertumbuhan ekonomi yang minus tersebut dapat di indikasikan Indonesia mendekati resesi ekonomi. Kemudian di tandai pula dengan tutupnya operasional sektor perdagangan ritel. Seperti departemen store dan pertokoan besar. Tutupnya sektor ritel tersebut menjadikan aktivitas ekonomi lesu. Kemudian pemutusan hubungan kerja di lakukan. Dengan demikian angka penganguran terus meningkat.

Permerintah berupaya menyelamatkan Indonesia dari resesi ekonomi dengan menstabilkan kembali perputaran uang yang ada di masyarakat. Berbagai stimulus di lakukan melalui program bantuan yang berbentuk tunai maupun bantuan bahan pokok sehari-hari untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan.

Sektor usaha mikro kecil dan menengah (umkm) turut serta terdampak aktivitasnya karena permintaan yang menurun. Selain itu terdapat deflasi, yakni harga mengalami penurunan di sebabkan produksi yang tidak maksimal.

Selain itu sektor manufaktur turut terdampak, sehingga terjadi pengurangan pegawai secara besar. Di sisi lain produksi manufaktur tidak sebesar biasa nya. Saat ini kebijakan sektor fiskal menjadi tumpuan yang paling utama. Di karenakan tidak memungkinkan lagi mengandalkan sektor investasi di tengah melemahnya kondisi ekonomi dunia.

Perlu penyerapan anggaran Negara supaya tidak mengendap atau tertahan di perbankan. Dana tersebut perlu segera di alokasikan pemerintah daerah melalui kebijakan fiskal. Sebagai contoh adalah menyalurkan untuk kegiatan padat karya, bantuan ketahanan pangan, pembentukan aktivitas pekerjaan alternatif, bantuan sosial, hingga bantuan dana stimulus untuk pelaku umkm.

Jika pergerakan ekonomi kembali stabil, maka turbulensi ancaman resesi mampu di kendalikan dengan baik oleh pemerintah. selain itu dari sektor birokrasi perlu di perbaiki, yakni dengan memangkas prosedur yang terbelit-belit. Perlu perampingan sistem birokrasi atau biasa di sebut dengan debirokrasi. Hal ini untuk mempercepat skema penyerapan anggaran supaya dapat segera di gunakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *